BERITA INSPIRA – Erupsi gunung Marapi yang terjadi pada Minggu (3/12/23) kemarin memakan banyak korban termasuk mahasiswa.
Sekitar 75 orang pendaki dilaporkan menjadi korban dalam erupsi ini. Sedikitnya 14 mahasiswa Politeknik Negeri Padang (PNP) turut menjadi korban peristiwa tersebut.
Diketahui tim SAR masih berusaha mengevakuasi para korban. Sejauh ini tim SAR sudah mengevakuasi 57 pendaki dan 23 lainnya meninggal. Dari 23 jumlah pendaki yang meninggal, diantaranya 8 pendaki merupakan mahasiswa PNP yang melakukan pendakian pada Jumat (1/12/23) lalu.
Para mahasiswa yang meninggal dalam peristiwa tersebut berasal dari jurusan Teknik Sipil.
Berikut nama mahasiswa PNP yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi:
1. Muhammad Teguh Amanda – Program Studi D4 Perancangan Jalan dan Jembatan,
2. Muhammad Alpikri – Program Studi D4 Perancangan Jalan dan Jembatan,
3. Irpandi Putra – Program Studi D4 Perancangan Jalan dan Jembatan,
4. Wahlul Alde Putra – Program Studi D4Perancangan Jalan dan Jembatan,
5. Filhan Alfiqh Faizin- Program Studi D4 Perancangan Jalan dan Jembatan,
6. Aditya Prasetyo – Program Studi D3 Teknik Sipil,
7. Yasiril Amri – Program Studi D3 Teknik Sipil,
8. Zikri Habibi – Program Studi D4 Perancangan Jalan dan Jembatan.
Sementara itu, beberapa mahasiswa masih dalam keadaan selamat dan sedang dalam perawatan dan dua orang sudah kembali ke rumah.
Berikut mahasiswa PNP yang selamat dari erupsi Gunung Marapi:
1. Rofidh Al Hakim – Program Studi D4 Perancangan Jalan dan Jembatan,
2. Zhafirah Zahrim Febrina – Program Studi D3 Teknik Sipil
3. Muhammad Fadli – Program Studi D4 Perancangan Jalan dan Jembatan,
4. Ahmad Firman – Program Studi S3 Teknik Sipil,
5. Irvanda Mulya – Program Studi D4 Perancangan Jalan dan Jembatan,
6. Bima Pratama Nasra – Program Studi D4 Perancangan Jalan dan Jembatan.
Salah satu Mahasiswa yang selamat dari peristiwa ini, Irvandi Mulya menjelaskan kronologi yang ia dan teman-temannya alami.
Pada saat kejadian, ia berada di cadas, Tugu Abel. Secara mendadak ia mendengar suara ledakan dan guncangan dari kawah Gunung Marapi yang membawa hujan abu dan batu. Peristiwa ini terjadi secara mendadak tanpa ada erupsi kecil atau peringatan terlebih dahulu.
Lantas, Irvanda bergegas turun untuk mencari bantuan bersama rekannya. Kemudian ia menghubungi petugas yang berada di Pos Gunung Marapi.
Enam Jam setelah itu, barulah petugas datang untuk melakukan evakuasi terhadap Irvanda dan 7 rekan lainnya. Selama enam jam, Irvanda mengaku merasakan dingin dan beberapa rekannya terluka. (citra)**