BERITA INSPIRA – Beredar berita threat actor bernama Jimbo membobol data pemilih dari KPU dan menjual data tersebut. Dengan itu, KPU mengambil langkah untuk berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Teguh Aprianto, pendiri Ethical Hacker Indonesia dalam laman X miliknya berkata bahwa sebuah akun bernama Jimbo ini berhasil membobol situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Senin (27/11/2023).
Semuel Abrijani Pangerapan selaku Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo mengatakan bahwa ia dan pihaknya sudah mengirimkan surat permintaan klarifikasi kepada KPU.
“Hari Selasa 28 November 2023, Kominfo telah mengirimkan surat permintaan klarifikasi kepada KPU” ungkap Semuel, dikutip dari siaran pers Kominfo
Kominfo juga sedang berupaya melakukan pengumpulan data dan informasi yang diperlukan guna membantu penanganan dugaan kebocoran data di KPU.
Pakar Keamanan Siber Lembaga Riset Keamanan Siber, Pratama Persadha menyarankan KPU agar memprioritaskan keamanan informasi teknologi pasca data pemilih diretas.
“Tim KPU bisa melakukan perubahan username dan password dari seluruh akun yang memiliki akses ke sistem. Ini bisa mencegah user yang semula berhasil didapatkan oleh peretas supaya tidak dipergunakan kembali” ujar Pratama, dikutip dari Benarnews.
Dengan adanya kasus ini, Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri turun tangan untuk menyelidiki kasus kebocoran data di KPU.
Indikasi kebocoran ini mulai diketahui saat polisi tengah melakukan patroli siber Hal ini diungkapkan oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal Polisi Adi Vivid Bachtiar.
Adi Vivid mengatakan bahwa pihaknya sedang dalam proses pendalaman dugaan kasus tersebut dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait.(citra)**
