’11 Tuntutan Rakyat’ Bergema di Jagat Maya, Dari Duka Affan ke Gelombang Perlawanan Digital
BANDUNG INSPIRA – Sejak Jumat (29/8/2025), linimasa media sosial mendadak dipenuhi unggahan serupa. Ada yang berupa poster digital, ada pula yang ditulis panjang di utas X (Twitter). Bahkan ada yang sekadar menempelkan kembali poin-poinnya di Instagram Story. Isinya sama: “11 Tuntutan Rakyat”.
Sebaran itu datang hanya beberapa hari setelah kabar duka menimpa Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob saat aksi unjuk rasa.
Nama Affan kini menjelma simbol perlawanan. Dari jalanan, kini protes rakyat berpindah ke ranah digital, dengan gaung yang jauh lebih luas.
“DPR harus jawab dalam tujuh hari, kalau tidak, gelombang aksi berikutnya akan lebih besar,” begitu bunyi salah satu unggahan yang viral.
Sebelas poin itu dirumuskan dengan bahasa lugas:
1. Sahkan RUU Perampasan Aset.
2. Pecat anggota DPR yang menghina rakyat atau tidak kredibel, serta audit harta-aset oleh KPK.
3. Bebaskan pihak-pihak yang ditangkap terkait demonstrasi 25–29 Agustus.
4. Reformasi DPR: audit transparan Rp9,9 triliun anggaran DPR, rampingkan anggaran, tolak mantan napi korupsi, hapus fasilitas istimewa, siarkan sidang secara live, dan KPK periksa anggota DPR.
5. Turunkan gaji dan tunjangan DPR, maksimal lima kali UMR, disertai transparansi.
6. Tetapkan KPI (Key Performance Indicator) anggota DPR; pecat yang tidak capai target.
7. Audit BUMN untuk memastikan profitabilitas, transparansi, dan kontribusi ke APBN.
8. Batalkan kenaikan pajak yang membebani masyarakat.
9. Adili pembunuh Affan Kurniawan, negara wajib menanggung hidup keluarganya; desakan lengserkan Kapolri jika gagal melindungi rakyat.
10. Naikkan gaji guru agar layak sebagai pahlawan bangsa.
11. Reformasi Polri agar profesional, berpihak pada rakyat, bukan kepentingan penguasa.
Di antara poin-poin itu, ada juga yang sangat spesifik: transparansi anggaran DPR senilai Rp9,9 triliun, larangan bagi mantan napi korupsi duduk di kursi parlemen, audit BUMN, kenaikan gaji guru, hingga reformasi Polri.
Tuntutan itu jelas menunjukkan keresahan publik yang menumpuk. “Kami hanya ingin DPR benar-benar bekerja untuk rakyat, bukan untuk diri sendiri,” tulis seorang warganet yang membagikan poster 11 tuntutan itu.
Solidaritas untuk Affan memang tidak berhenti di jalanan. Usai aksi 25–29 Agustus, gelombang protes terus tumbuh. Kini, kanal-kanal digital menjadi ruang baru bagi masyarakat untuk menyatukan suara.
Tagar #11TuntutanRakyat dan #AffanKurniawan bahkan sempat bertengger di posisi trending X pada Sabtu (30/8/2025). Ribuan percakapan berlangsung, sebagian bernada marah, sebagian lagi bernada getir. (Tim Berita Inspira)
Keterangan Foto:
Aksi solidaritas driver ojek online di Taman Cikapayang Dago Kota Bandung menyusul kematian rekannya, Affan Kurniawan akibat dilindas kendaraan taktis Brimob. (Foto: Istimewa)


